Cara penyampaian cerita melalui flashback bukan metode orisinil dalam sebuah game, tetapi toh ini merupakan cara yang cukup efektif (dan cukup berbeda) dibandingkan dengan entry pada serial Call of Duty sebelumnya. Treyarch mengambil pendekatan cerita yang berbeda dengan dua seri Modern Warfare yang ditangani oleh Infinity Ward. Dalam dua game tersebut kisah dalam game lebih seperti film aksi berbudget raksasa dengan mementingkan style di atas substance. Black Ops – sesuai dengan namanya – lebih berat di sisi intrik politik dan memiliki beberapa twist-twist yang cukup cerdas dalam pergerakan plot campaign-nya. Kalau kalian merasa jalan cerita game ini lebih berbobot itu karena Activision maupun Treyarch tidak mau setengah-setengah. Buat gamer yang tidak tahu, Goyer adalah sosok yang menulis cerita film-film blockbuster macam The Dark Knight dan serial TV FlashForward.
Mengingat ini adalah Call of Duty pertama yang bersetting di masa Perang Dingin maka jelas bahwa ada banyak sekali lokasi baru yang bakalan dijelajahi oleh gamer. Oleh karena itu game ini tidak pernah terasa membosankan dengan menawarkan lokasi yang berbeda-beda. Di satu level kita berpetualang di tengah rawa-rawa menghabisi para Vietcong dan di level lain kita berlompatan dari genteng-genteng di rumah-rumah Kowloon menghindari serangan musuh.
Bang! Bang! Di luar areanya sebenarnya Black Ops tidak menawarkan sesuatu yang baru. Kalian-kalian yang sudah familiar dengan tipe game FPS macam ini bakalan langsung memegang memainkannya tanpa kesulitan. Tembak semua musuh yang bergerak, pindah menuju ke area baru, siap-siap mengikuti jalan cerita, dan tembak lagi semua musuh yang ada di layar. Tentu saja Black Ops juga memberi tambahan-tambahan baru (tapi kecil) yang mungkin bakalan disukai para gamer; salah satu yang paling berkesan buatku adalah mengendalikan helikopter. Kalau biasa di game sebelumnya saya yang di tanah dan dibantu helikopter kini saya yang di atas membantu rekan-rekan saya di bawah!
Kalau mau disebut kekurangan dari Black Ops ada pada set piece actionnya yang biasa saja. Game ini juga tidak memiliki faktor pengejut sebagaimana dua game Modern Warfare. Para gamer ingat tidak kejatuhan nuklir di Modern Warfare? Pembantaian Airport Modern Warfare 2? Naik motor salju di stage 2 Modern Warfare 2? Adegan-adegan keren seperti itu bagi saya tidak termaksimalkan di game ini. Play Time utama game ini sendiri tentunya terletak pada opsi Multiplayernya, walaupun mode Zombie bisa coba kamu mainkan sebagai epilog tambahan game ini (mode ini hanya untuk fun, coba perhatikan kata-kata John F. Kennedy yang kocak dan pidatonya dipelintir-pelintir!).
Kualitas audio visual dalam game Black Ops membuat saya terperangah ketika memainkannya. Psstt… buat kalian yang main di komputer: game ini cukup berat untuk dimainkan kalau graphic card kalian pas-pasan. Buktikan sendiri keindahan game ini ketika kamu tengah mengudara dan melihat hutan sungai Vietnam yang terbentang. Atau ketika kamu tengah mengendap-endap di dalam semak-semak saat di Kuba.
Untuk musiknya, Black Ops ditangani sepenuhnya oleh Sean Murray yang juga bertanggung jawab atas musik Call of Duty: World At War. Kalau boleh jujur saya masih lebih suka musik garapan Hans Zimmer dan Lorna Balfey di Modern Warfare 2; terutama saat scene pengakhiran yang terasa megah dan heroik. Musik Murray sendiri tidak jelek tetapi entah kenapa suka tidak sinkron dengan situasi di gamenya, salah satu kesalahan terfatalnya adalah musik saat even akhir game yang benar-benar kurang greget.
Untungnya segi audio game ini masih terselamatkan para pengisi suara di dalamnya. Mereka adalah aktor-aktor unggulan yang mampu menghidupkan karakter mereka dengan baik. Acungan jempol terutama untuk Gary Oldman yang mampu menghidupkan ulang karakter Reznov yang juga ia perankan di World At War.
Selama Treyarch bisa mengeluarkan game bermutu seperti ini, ia takkan dianggap developer kelas dua di belakang Infinity Ward lagi!
Sumber : http://tukangreview.com/2010/11/30/call-of-duty-black-ops/
MINIMUM System Requirements:
OS : Windows XP, Vista, 7
CPU : Dualcore Intel 3 GHZ or AMD 6500+
RAM : 1GB
HDD : 12GB of free space
VIDEO : Shader 3.0 or better; 256MB NVIDIA GeForce 8600GT DirectX 9.0c or better
Ati x1900 or better
SOUND : DirectX 9.0c-compatible
DirectX : 9.0c
Recommended system requirements:
CPU : Intel Processor - Quadcore Intel 2.6 ghz
AMD Processor - Phenom II 955
VIDEO : Nvidia Graphics Card - DirectX GeForce GTX 260
ATI Graphics Card - ATI Radeon HD 5800 with 512 MB VRAM – DirectX 10
RAM : 2 GB
HDD : 12 GB
Direct X : 9 .0c
No comments:
Post a Comment